Meningkatkan Emosi dan Stres, Iklan yang Menutupi Konten Bisa Digugat

oleh
iklan tutupi konten berita
Iklan tutupi sebuah konten berita, bisa picu stres bagi pembacanya. (Foto Ist)

Oleh Tugimin Supriyadi

SemarangINFOPlus. Dalam era digital saat ini, kita dihadapkan pada tantangan baru dalam konsumsi informasi, iklan yang dengan sengaja menutupi konten, yang seharusnya informatif dan edukatif. Praktik ini tidak hanya merugikan pembaca, tetapi juga mencederai integritas media dan industri komunikasi secara keseluruhan.

Pertama, perlu diakui bahwa iklan merupakan sumber pendapatan penting bagi banyak platform media. Namun, ketika pengiklan mulai memanipulasi konten untuk keuntungan mereka, kita harus bertanya: di mana batasan etika? Ketika sebuah iklan mengalihkan perhatian dari informasi penting atau merusak pesan yang ingin disampaikan, kita kehilangan kesempatan untuk mendapatkan wawasan yang berharga.

INFO lain :  Kenakalan Remaja : Sebuah Fenomena Psikologis

Salah satu contoh nyata adalah saat iklan produk kesehatan menyisipkan promosi yang tidak relevan di tengah artikel yang membahas isu kesehatan serius. Alih-alih mendapatkan informasi yang dibutuhkan, pembaca justru dihadapkan pada komersialisasi yang menjauhkan mereka dari fakta. Ini adalah bentuk penipuan intelektual yang harus kita lawan.

Selain itu, praktik ini juga merugikan reputasi media. Ketika pembaca merasa bahwa konten yang mereka baca tidak dapat dipercaya atau dikotori oleh kepentingan komersial, kepercayaan publik terhadap media akan menurun. Dalam jangka panjang, ini dapat menyebabkan kerugian yang lebih besar bagi industri media itu sendiri.

INFO lain :  Eks Koruptor dan Ambiguitas KPU

Oleh karena itu, penting bagi kita sebagai konsumen untuk menyuarakan ketidakpuasan kita terhadap praktik-praktik semacam ini. Kita harus mendukung media yang menempatkan integritas di atas keuntungan, dan mengedukasi diri kita tentang cara membedakan antara konten yang benar-benar informatif dan iklan yang menyamarkan diri sebagai berita.

Pada akhirnya, kita perlu menggugat pengiklan yang menutupi konten. Ini bukan hanya tentang melindungi hak kita sebagai konsumen, tetapi juga tentang menjaga kualitas informasi yang beredar di masyarakat. Dengan bersuara dan memilih untuk tidak mendukung praktik yang merugikan, kita dapat menciptakan ekosistem media yang lebih sehat dan lebih transparan.

INFO lain :  PENUGASAN BERDIFERENSIASI SESUAI GAYA BELAJAR SISWA

Meningkatkan Emosi dan Menguras Kesabaran

Dampak dari konten yang tertutupi iklan dapat menyebabkan berbagai kemungkinan terhadap penggunanya, di antaranya adalah meningkatnya stress dan emosi. Bisa saja individu melempar mousenya, memukul laptopnya di karenakan jengkel kontennya tertutupi iklan. Hal ini bisa sebagai pemicu munculnya peneliti-peneliti yang ingin berkonstribusi terhadap hak-hak pembaca yang merasa kepetingan utamananya (membca konten) terganggu iklan yang menutupi konten.