Semarang – INFOPlus. Pasangan Jagoanku Agustina Iswar atau Jaguar membeber strategi pananganan banjir di Kota Semarang. Hal itu disampaikan keduanya di hadapan akademisi Unika Semarang.
“Persoalan banjir ada dua, yakni rob atau air laut yang genangi daratan, biasanya di wilayah pesisir dan banjir akibat meluapnya air sungai,” kata Iswar saat menghadiri pendidikan politik bagi civitas akademika Unika, Rabu (23/10).
Dijelaskan Iswar, dari pengalaman yang ada, banjir di Kota Semarang sering terjadi antara bulan Desember sampai Januari. Rob terjadi akibat terjadinya penurunan permukaan tanah hingga akhirnya air laut masuk dan genangi daratan.
“Kalau rob akibat penurunan muka tanah 10 Cm per tahun karena tanah Semarang tersusun dari aluvial serta pengambilan air tanah yang berlebihan,” ujarnya.
Selain tidak boleh lagi ada pengambilan air tanah berlebihan di wilayah pesisir, pembangunan jalan tol Semarang–Demak yang sekaligus menjadi tanggul laut adalah sebuah solusi.
“Maka pembangunan tol Semarang-Demak adalah solusi,” ujarnya.
Iswar memaparkan di ruas tol yang masuk wilayah Semarang akan dibangun embung seluas 250 hektar. Selain untuk penampungan banjir, embung juga bisa digunakan untuk tempat wisata serta budi daya ikan.
Kemudian untuk banjir yang disebabkan meluapnya sungai di bagian hulu, kata Iswar, akibat alih fungsi lahan membuat beban Kota Semarang sangat besar.
“Indeks kualitas lingkungan dan air kita sangat parah. Pengalihfungsian lahan di semarang harus dibatasi agar kualitas lingkungan dan air terjaga,” tuturnya.
Penambahan rumah tinggal warga juga membuat pengalihfungsian lahan semakin masif dan mempersempit ruang hijau.
“Ke depan, bangunan vertikal harus diutamakan sembari melakukan reboisasi serta melebarkan kapasitas sungai. Hanya saja kami membutuhkan anggaran yang sangat besar,” beber dia.
Pasangan Jaguar juga mengajak seluruh warga Kota Semarang memelihara lingkungan sebaik mungkin sebagai langkah awal antisipasi bencana banjir dan rob. Terutama warga Semarang atas supaya lebih disiplin dalam memelihara lingkungan agar tidak membebani warga Semarang bawah.
“Maka kami mengajak selurug warga memelihara lingkungan dengan membuat bipori terutama bagi warga semarang atas,” ujarnya.
“Manfaat biopori bisa memperbaiki kualitas air, udara, dan menyuburkan tanah sehingga bermanfaat pula untuk pertanian,” tutup Iswar. []