Oleh : Arie Retno Yuliyanti,S.Pd (Guru BK SMP N 1 Batuwarno)
Paradigma pendidikam di Indonesia telah mengalami perubahan seiring dengan perkembangan zaman. Guru yang sebelumnya lebih banyak berperan sebagai pusat dalam kegiatan pembelajaran, telah mengalami pergeseran fungsi menjadi fasilitator atau perantara bagi siswa dalam mencapai tujuan belajar.
Pembelajaran saat ini diarahkan untuk berpusat pada siswa sebagai insan yang merdeka dan memiliki keunikan. Guru dituntut untuk bersikap adaptif dan responsive terhadap perkembangan yang terjadi supaya tidak tertinggal.
Diantaranya adalah kemampuan belajar dengan gaya yang berbeda-beda, ada siswa yang lebih cepat memahami sesuatu jika dia melihat, ada pula yang dapat mengingat dengan baik informasi yang dia dengar. Beberapa siswa juga menyenangi belajar dengan cara mempraktikan secara langsung.
DePorter dan Hernacki membagi gaya belajar kedalam tiga kelompok, antara lain : Pertama, gaya belajar Visual, tipe ini berfokus pada penglihatan sehingga perlu melihat sesuatu secara visual untuk lebih mudah memahami; Kedua, gaya belajar Auditori, tipe ini mengandalkan pendengaran sehingga lebih suka mendengarkan pembicaraan guru dengan baik dan jelas; dan Ketiga, gaya belajar Kinestetik, tipe ini melibatkan gerakan sehingga merasa lebih mudah mempelajari sesuatu dengan mempraktikannya. Implementasi Kurikulum Merdeka mendorong guru untuk mampu mengakomodasi keunikan-keunikan siswa dengan berbagai metode yang inovatif dan kreatif. Dengan kata lain, guru diarahkan untuk melakssiswaan proses pembelajaran yang berpusat pada kompetensi siswa.
Pada pembelajaran paradigm baru, asesmen sebagai bagian terpadu dari proses pembelajaran bisa diterapkan di kelas sesuai dengan kebutuhan siswa. Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 56/M/2022 menjelaskan bahwa untuk mengidentifikasi kebutuhan peserta didik, guru dapat melakukan asesmen diagnostik di awal pembelajaran.
Indikator dari instrumen asesmen diagnostic dapat disesuaikan dengan tujuan penilaian yang akan dilakukan, misalnya untuk mengetahui gaya belajar siswa. Salah satu tujuan utama asesmen dalam Panduan Pembelajaran dan Asesmen Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah (2021) adalah memantau atau memonitoring kualitas pembelajaran dan asesmen bisa dimanfaatkan sebagai umpan balik perbaikan pembelajaran.
Penilaian formatif sebagaimana bertujuan untuk memantau dan memperbaiki proses pembelajaran serta mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran, dapat direncanakan sesuai dengan kebutuhan siswa. Metode penilaian formatif yang dapat diterapkan oleh guru adalah penugasan berdiferensiasi sesuai gaya belajar siswa.