Membangun Soft Skills dan Hard Skills Melalui Pengenalan Potensi Diri dengan Alat Psikologi: Cara Mengelola Kecemasan pada Dewasa Awal

oleh
Membangun Soft Skills dan Hard Skills Melalui Pengenalan Potensi Diri dengan Alat Psikologi: Cara Mengelola Kecemasan pada Dewasa Awal
Membangun Soft Skills dan Hard Skills Melalui Pengenalan Potensi Diri dengan Alat Psikologi: Cara Mengelola Kecemasan pada Dewasa Awal (Foto: Dibuat dengan aplikasi Canva)

Membangun Soft Skills dan Hard Skills Melalui Pengenalan Potensi Diri dengan Alat Psikologi: Cara Mengelola Kecemasan pada Dewasa Awal

Ivan Hermansyah1, Wahyu Aulizalsini Alurmei2

Email : ivanh3721@gmail.com, wahyu.aulia@dsn.ubharajaya.ac.id

Fakultas Psikologi, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Dewasa awal adalah fase krusial dalam kehidupan di mana individu mulai mengeksplorasi identitas pribadi, merencanakan karir, dan mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk sukses. Dewasa awal dapat membangun soft skills seperti keterampilan komunikasi dan kepemimpinan serta hard skills seperti kemampuan analitis, yang penting dalam merancang karir dan mencapai tujuan pribadian seseorang. Menurut Hurlock masa dewasa awal merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru, maka dari itu orang dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa yang lain. Masa dewasa awal dimulai pada usia 18 tahun sampai umur 40 tahun (Paputungan & Ilmu Pendidikan, 2023). Kondisi kecemasan sering kali muncul pada masa anak-anak hingga dewasa. Situasi tersebut menimbulkan tekanan secara masif pada masa pertumbuhan. Memahami kondisi kecemasan sejak awal, akan mampu menangkal secara dini munculnya potensi dampak negatif. Proses adaptasi untuk menjaga keharmonisan, serta dukungan orang disekitar akan membantu seseorang untuk memiliki dorongan penguat dalam pengembangan diri.

INFO lain :  Bertarunglah, Menanglah, dan Jadikan Namamu Abadi

Kecemasan sosial dapat membatasi interaksi seseorang dengan teman sebaya, atau memiliki pergaulan yang terbatas, dan menunjukkan keterampilan sosial yang buruk sehingga dapat mengganggu fungsi sosial mereka. Media sosial dianggap tidak baik bagi orang-orang yang sering membandingkan dirinya dengan orang lain, karena berisiko lebih besar menderita depresi dan kecemasan sosial. Seseorang yang memiliki kebiasaan atau perilaku bertentangan dengan lingkungan sosial selalu dikaitkan dengan penolakan secara umum dan berdampak buruk pada psikis dan fisik mereka. Sebaliknya, perilaku positif serta penerimaan rekan sekitar akan mampu meningkatkan rasa percaya diri seseorang yang pada akhirnya memberikan konsep positif dalam adaptasi lingkungan sosial(Sangnimitchaikul et al., 2019).

INFO lain :  Atasi Polisi Bunuh Diri. Pengamat Sarankan Pemegang Senpi Diperketat Psikotest

Dewasa awal merupakan masa transisi yang penuh dengan tantangan dan perubahan signifikan dalam kehidupan seseorang. Di masa ini, individu sering kali dihadapkan pada tekanan untuk menentukan karier, membangun hubungan sosial, dan menyeimbangkan antara tanggung jawab pribadi dan profesional. Namun, di tengah semua dinamika ini, kecemasan dapat menjadi pendamping yang tidak diundang yang sering kali mengganggu kesejahteraan emosional dan mental. Kecemasan pada dewasa awal dapat bermanifestasi dalam berbagai bentuk, mulai dari kegelisahan terhadap masa depan hingga rasa tidak aman dalam interaksi sosial atau bahkan dalam mengambil keputusan sehari-hari. Hal ini merupakan hal yang umum, namun dapat mengganggu produktivitas, kesehatan mental, dan kualitas hidup secara keseluruhan jika tidak dikelola dengan baik (Muharram et al., 2023).