Batang – INFOPlus. Polres Batang kembali menangkap seorang pelaku tawuran maut dua geng di Subah. Ini berarti sudah ada 13 orang yang diringkus usai bentrok bedarah tewaskan satu orang.
Tawuran antargeng di Subah, Batang, tewaskan Hamzah, anggota geng Timatil Subah. Korban yang berprofesi sebagai security KIT Batang tewas dengan luka bacok saat bentrok terjadi di kawasan hutan jati, Jalan Ngeplas, Desa Subah, Sabtu (10/8)lalu.
Tersangka tawuran ke-13 yang berhasil diciduk aparat Polres Batang ini diketahui berinisial A. Ia berperan sebagai admin media sosial geng TIMATIL Subah. Dengan penangkapan A, Polres Batang diharapkan bisa mengungkap fakta baru di balik tawuran geng Timatil vs Kembang Lestari.
Kapolres Batang, AKBP Nur Cahyo Ari Prasetyo, melalui Kasatreskrim AKP Imam Muhtadi menyebut bahwa total tersangka kini mencapai 13 orang. Dari jumlah itu, enam di antaranya masih tergolong anak-anak di bawah umur.
Terkait keterlibatan anak-anak dalam bentrokan tersebut, Imam Muhtadi menegaskan bahwa pihaknya memberikan penanganan khusus sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku.
“Untuk pelaku di bawah umur, kami memberikan penanganan secara khusus. Berkasnya kini sudah kami limpahkan ke Kejaksaan Negeri Kabupaten Batang,” jelas Imam, Kamis (5/9).
Meskipun demikian, penyidikan masih berlangsung untuk memburu satu pelaku lainnya yang diduga turut membacok korban hingga meninggal. Imam dengan tegas menyatakan bahwa pelaku tersebut akan segera ditangkap.
“Satu pelaku yang ikut membacok korban sedang kami buru. Pokoknya harus ketemu,” tegasnya.
Insiden tawuran yang terjadi di Desa Subah, Kecamatan Subah, Kabupaten Batang, ini merupakan buntut dari saling tantang antargeng di media sosial.
Geng Kembang Lestari dan Timatil Subah terlibat dalam bentrokan yang dipicu oleh pesan-pesan provokatif di Instagram. Mereka sepakat untuk berduel di sebuah lokasi terpencil di kawasan hutan jati di Desa Subah, pada Sabtu (10/8) dini hari sekira pukul 02.30 WIB.
“Istilah mereka adalah war atau perang. Mereka bertarung di lokasi yang sudah mereka sepakati melalui media sosial,” ungkap AKBP Nur Cahyo.
Sayangnya, peristiwa yang semula hanya berupa adu kekuatan geng tersebut berujung tragis dengan tewasnya seorang remaja akibat luka parah yang dideritanya.
Para pelaku menggunakan senjata tajam dalam bentrokan tersebut. Senjata-senjata seperti clurit, pedang, hingga corbek digunakan oleh anggota geng untuk memperkuat posisi mereka dalam tawuran.
Menurut pihak kepolisian, beberapa dari mereka bahkan membawa senjata tersebut untuk menciptakan konten di media sosial.