Prediksi Individu People Pleaser Menimbulkan Adanya Trauma Baru

oleh
Prediksi Individu People Pleaser Menimbulkan Adanya Trauma Baru
Prediksi Individu People Pleaser Menimbulkan Adanya Trauma Baru (Foto: Dibuat dengan Canva)

Prediksi Individu People Pleaser Menimbulkan Adanya Trauma Baru

Taufik Hidayat1, Wahyu Aulizalsini Alurmei2

Fakultas Psikologi, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Email : 2020110515260@mhs.ubharajaya.ac.id & wahyu.aulia@dsn.ubharajaya.ac.id

 

Manusia pada dasarnya cenderung memiliki keinginan untuk menjaga kualitas relasi positifnya dengan orang lain disekitarnya (Sa’adah, 2020). People Pleaser merupakan salah satu bentuk perilaku yang mana individu akan berupaya untuk memberikan suatu hal yang bisa ia berikan dengan adanya maksud dan tujuan tertentu. Menurut Brene Brown (2012) dijelaskan bahwa people pleaser adalah individu yang memiliki habituasi untuk selalu ingin memenuhi harapan dan ekspektasi orang lain agar mereka merasa senang dan mencegah timbulnya rasa penolakan, malu, maupun konflik. Tindakan yang dilakukan individu tersebut mampu merugikan kesejahteraan psikologis individu tersebut sekalipun hal itu bertujuan untuk menjaga kualitas relasi yang positif dengan individu lain (Alfahmi et al., 2024). Bahkan people pleaser sendiri dapat menyebabkan idnvidu menjadi tertekan, cemas, depresi, hingga bahkan menyebabkan trauma baru (Linehan, 1993).

INFO lain :  Memangkas Proyek Sarat Impor

Pada kenyataannya individu yang memiliki sikap people pleaser dapat menghasilkan suatu problematika baru saat dihadapkan pada relasi dengan individu lain yang manipulative. Hal tersebut secara perlahan maupun signifikan akan mampu menyebabkan rasa kekecewaan yang besar secara emosional dan menimbullkan pengalaman trauma akan pengalaman tersebut (Linehan, 1993). Individu akan merasakan adanya kecemasan maupun stress yang berlebihan, depresi, kehilangan identitas diri, rendah diri, hingga ketergantungan atas orang lain.

INFO lain :  ALTERNATIF SOLUSI BK MELALUI POHON HARAPAN ORANG TUA
Metode Asesmen

Pada analisa pembahasan ini metode asesmen yang digunakan adalah Asesmen psikologi dengan 16 Personality Factor dan Intelligence Structure Test (IST). Sebagai data sekunder pendukung telah dilakukan wawancara secara singkat dengan subjek berdasarkan output hasil data asesmen yang telah dilakukan.

Pada pelaksanaannya, asesmen psikologi tersebut diadakan secara online atau daring dengan pengawasan dan bimbingan yang dilakukan melalui platform zoom. Asesmen dilaksanakan dalam durasi sekitar 120 menit. Setelah output hasil test telah dirilis dilakukan kembali wawancara dan observasi terhadap subjek berdasarkan dari hasil asesmen tersebut. Hal ini bertujuan untuk memverifikasi data yang didapat dari hasil asesmen yang telah dilakukan.

INFO lain :  KEPELOPORAN TUMBUHKAN KESADARAN
Presentasi Subjek

Subjek merupakan seorang pekerja di salah satu pabrik otomotif didaerah Jabodetabek yang memiliki jenis kelamin laki – laki dan berusia 24 tahun. Subjek memiliki kesan penampilan dan impresi awal yang baik. Pada saat sesi asesmen berlangsung dari mulai sesi perkenalan, pendampingan, hingga selesai serangkaian proses asesmen subjek memiliki kesan individu yang pendiam, koperatif, dan pemalu.