Semarang – INFOPlus. Sejumlah anggota gangster yang membacok tiga pemuda di Meteseh, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, diringkus. Dua orang resmi berstatus tersangka.
Polrestabes Semarang berhasil mengungkap kasus pengeroyokan dan penganiayaan terhadap tiga pemuda di Meteseh, Tembalang yang videonya sempat viral di media sosial, belum lama ini.
Sebanyak tujuh remaja anggota sejumlah gangster di Semarang berhasil diringkus. Dua di antaranya resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh penyidik.
Dua tersangka tersebut bernama Mohammad Farrel Ardan (19) warga Gajahmungkur dan Nur Akbar Maulana (19) warga Pedurungan.
Kasat Reskrim Polrestabes Semarang, Kompol Andika Dharma Sena mengatakan lima orang lainnya masih berada di Polsek Tembalang dan sampai saat ini masih dalam proses pendalaman.
“Dua tersangka, lima orang lagi diamankan masih di Polsek masih didalami keterangannya. Belum ditetapkan statusnya,” kata Andika saat pres rilis, Senin (3/6).
Andika menjelaskan peristiwa yang menimpa tiga korban yaitu, N (22), E (19), dan Y (26), terjadi pada Kamis (30/5) sekitar pukul 02.30 WIB. Saat itu, tiga korban sedang melaju dengan motor bertemu dengan para gangster yang hendak tawuran.
“Awalnya lima kelompok geng yang sudah berjanjian akan melawan kelompok lain. Mereka berjanjian di Taman Meteseh. Yang ditantang mundur dan ada tiga korban melintas dalam keadaan ngebut dan langsung dikeroyok dengan sajam,” terangnya.
Ketiga korban mengalami luka bacok yang cukup serius. Korban E luka sobek di lengan kanan dan kiri serta sobek pada paha kiri serta luka iris di pergelangan kiri. N luka sobek di kepala atas, paha sebelah kiri dan goresan di alis kanan, Dan korban Y luka sobek di leher dan lecet di punggung.
“Pelaku Farrel juga merusak motor korban menggunakan stik golf kemudian motor dibawa. Pelaku Akbar ini ikut membacok,” jelasnya.
Andika menyebut saat ini jajarannya masih memburu empat terduga pelaku lainnya. Ada empat orang yang sudah dikantongi identitasnya.
“Masih ada empat yang kita kejar. Nama sudah ada,” imbuh dia
Sementara, Farel mengaku anggota gangster Gelandang. Saat kejadian dia diajak untuk melakukan tawuran, balas dendam dengan gangster gabungan.
“Tim Gelandang. Terus pas kumpul rata-rata nggak kenal. Saya diajak. Sajam (senjata tajam) dapat dari Sipet, kalau beli biasanya di market place,” akunya.
Sementara itu Akbar mengaku mengajak delapan orang dan dia menghajar dua orang. Ajakan dan tantangan tawuran didapat lewat sosial media.
“Saya dari gang Pedurungan. Yang saya hajar dua, yang saya ajak delapan. Kita balas dendam. Ajakan di sosmed,” kata Akbar.