Semarang – INFOPlus. Bulan Mei tahun 2024 ini, tepatnya tanggal 2 Mei, Kota Semarang menginjak usia yang ke-477 Tahun. Dari tahun ke tahun, Ibu Kota Jateng ini terus bersolek. Banyak persoalan terurai seiring inovasi dan komitmen pemimpinnya, khususnya dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir. Tepatnya saat kepemimpinan Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu.
Tekad Mbak Ita, sapaan akrab Wali Kota Semarang, dalam mengurai persoalan patut diacungi jempol. Bahkan kota ini sering menjadi role model daerah-daerah lain berkat keberhasilan program-programnya.
Bukan isapan jempol belaka, keberhasilan berbagai program bisa dilihat pada tahun 2023. Hampir semua berjalan optimal dan memiliki pencapaian sangat baik.
Salah satunya dalam peningkatan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan produktif, untuk mencapai kesejahteraan dan keadilan sosial.
Hal ini bisa dilihat dari pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Semarang dalam lima tahun terakhir yang masuk kategori Sangat Tinggi. Dengan angka capaian lebih dari 80. Pada tahun 2023, IPM Kota Semarang mencapai 84,43. Angka tersebut melebihi angka nasional 74,39 dan Provinsi Jawa Tengah 73,39.
“Angka ini juga telah melebihi capaian di tahun 2022 yang sebesar 84,08,” kata Mbak Ita dalam sidang Paripurna DPRD setempat pada Rabu (27/3) lalu.
Selanjutnya penanganan stunting yang menjadi prioritas di skala nasional dan daerah, juga menunjukkan progres yang baik di Kota Lumpia.
Berdasarkan data dari Elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM), tahun 2023, Pemkot Semarang berhasil menekan angka prevalensi stunting dari semula sebesar 1,66 persen di tahun 2022 menjadi 1,06 persen di tahun 2023.
Sedangkan berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), angka prevalensi stunting tahun 2022 turun menjadi 10,40 persen dibandingkan tahun 2021 sebesar 21,3 persen.