Semarang – INFOPlus. Inovasi padi jenis Biosalin yang diterapkan di wilayah payau menjadi komitmen Pemkot Semarang membangun ketahanan pangan, sekaligus upaya untuk tingkatkan kesejahteraan petani pesisir.
Pemkot Semarang terus memperkuat upaya untuk melindungi lahan pertanian di kawasan pesisir, khususnya di wilayah Mangunharjo, dalam rangka menjaga ketahanan pangan dan kesejahteraan petani.
Salah satu terobosan penting yang kini menjadi sorotan adalah program inovatif padi Biosalin, yang terbukti efektif meningkatkan produktivitas lahan yang terdampak salinitas tinggi akibat intrusi air laut.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, menyatakan bahwa teknologi Biosalin menjadi solusi strategis untuk mengatasi penurunan hasil panen akibat kondisi lingkungan ekstrem di pesisir.
“Program ini tidak hanya membantu meningkatkan produksi pangan, tetapi juga berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan petani pesisir yang selama ini mengalami kesulitan menghadapi tantangan alam,” ujar Mbak Ita, sapaan akrab wali kota, saat meninjau lokasi percontohan di Mangunharjo beberapa waktu lalu.
Produktivitas Meningkat, Kesejahteraan Petani Terjamin
Dengan penggunaan varietas padi Biosalin 1 dan Biosalin 2, hasil panen di lahan-lahan yang terpapar air asin dapat mencapai tujuh hingga 7,5 ton per hektare.
Produktivitas itu jauh lebih tinggi dibandingkan metode konvensional yang biasanya hanya mampu menghasilkan 4-5 ton. Dengan capaian lebih baik maka turut meningkatkan pendapatan petani, sehingga mereka dapat mencapai kesejahteraan yang lebih baik.
“Ini adalah harapan baru bagi para petani pesisir yang sebelumnya mengalami ketidakpastian hasil panen akibat intrusi air laut. Dengan inovasi ini, lahan yang tadinya tidak produktif kini bisa kembali menghasilkan dengan maksimal,” jelas Vina Eka Aristya, peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang terlibat dalam pengembangan padi Biosalin.
Dukungan Infrastruktur dan Teknologi
Sebagai bagian dari komitmen jangka panjang, Pemkot Semarang juga menyediakan dukungan infrastruktur, seperti pembangunan saluran drainase dan pemasangan geomembran pada embung-embung untuk penampungan air.
Selain itu, para petani dibekali dengan alat-alat pertanian modern seperti kultivator, yang membantu mengoptimalkan pengolahan lahan.