Kolaborasi 21 PTNBH di Tengah Keterbatasan Dana Riset Pemerintah

oleh
Sidang Paripurna Majelis Senat Akademi 21 PTNBH di kampus Undip, Tembalang, Kota Semarang, Sabtu (25/11). (Foto: Gus Djoyo)

Semarang – INFOPlus. Dibutuhkan dana besar guna mendukung riset yang bisa menghasilkan karya yang bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa. Faktanya, dukungan dana dari pemerintah masih terbatas, bahkan kalah besar jika dibanding dana riset perguruan tinggi luar negeri.

Hal tersebut disampaikan Ketua Majelis Senat Akademik Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (MSA-PTNBH), Prof Sulistyowati di sela Sidang Paripurna MSA-PTNBH yang digelar di Universitas Diponegoro, Tembalang, Kota Semarang, Sabtu (25/11). Sidang paripurna dihadiri perwakilan MSA dari 21 PTNBH se-Indonesia.

“Dukungan dana dari pemerintah ya lumayanlah untuk mendukung penelitian PTN, termasuk PTNBH. Hanya saja untuk berkompetisi dengan global itu tidak cukup. sehingga perlu dukungan lebih. Karena kami juga ditarget. PTNBH ini, Ibu Menkeu minta kalau bisa masuk di level 100 besar. Untuk mencapai level itu tentu butuh dana yang besar,” beber dia.

Menyikapi tantangan ini, lanjut Sulistyowati, dibutuhkan kolaborasi dari 21 MSA-PTNBH guna mencari strategi pengelolaan riset sekaligus mendorong civitas akademika lebih termotivasi melakukan penelitian. Dengan demikian, PTNBH bisa berkontribusi positif bagi masyarakat dan dapat mengatasi persoalan bangsa.

“Karena tanpa adanya kolaborasi 21 PTNBH ini maka solusi cerdas menuju Indonesia Emas di 2045 tentu juga berat,” ujar dia.

Di sisi lain, para peneliti kalangan kampus bisa menggandeng para pemangku kepentingan guna mendapatkan dana riset di tengah keterbatasan dukungan pemerintah. Mereka biasanya datang dari kalangan industri, LPDP, lembaga finansial, BUMN hingga kalangan perbankan. Tentunya harus ada sinkronisasi idealisme peneliti dengan kepentingan penyandang dana.

“Sebenarnya dukungan dana (pemerintah) itu ada dan rutin diberikan, namun jumlahnya tidak terlalu besar, cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar. Namun untuk melakukan sebuah lompatan, itu masih jauh karena butuh dana banyak,” tambah Ketua Senat Akademik Undip Prof Edy Rianto.

“Tapi yang kami punyai sekarang itu yang kami kerjakan. Dan kami memberi apresiasi kepada dosen dan mahasiswa S3, bahwa dengan dana yang ada, mereka berjuang maksimal. Jadi, kami, PTNBH bekerja keras memutar otak bagaimana untuk mendapatkan dana itu,” sambungnya.

Rektor Undip Prof Yos Johan Utama mengapresiasi kontribusi besar Majelis Senat Akademik dari 21 PTNBH se-Tanah Air bagi kemajuan bangsa. Di tengah segala tantangan yang ada, termasuk pernak pernik persoalan di pertanggungjawaban penggunaan uang negara, mereka mampu menghasilkan karya-karya yang bermanfaat bagi masyarakat dan negara.