Semarang – INFOPlus. Mantan napi teroris dan eks anggota Jemaah Islamiyah atau JI kerap menghadapi sejumlah masalah ketika mereka kembali ke pangkuan NKRI.
Pj Sekda Kota Semarang Muhammad Khadik mengungkapkan sejumlah persoalan dimungkinkan dialami mantan napi teroris dan eks anggota JI saat mereka balik ke tengah masyarakat.
Masalah sosial tersebut ada empat yakni identitas diri, jaminan kesehatan, jaminan ekonomi, dan keterampilan diri.
“Dulu mungkin mereka punya identitas diri tapi kemudian hilang atau rusak. Kita juga beri jaminan kesehatan lewat BPJS. Lalu mereka kan juga butuh menyambung hidup, maka akan kami dampingi beri latihan keterampilan. Sehingga, secara ekonomi mereka terjamin,” ujarnya saat audensi dengan Unit Idensos Satgaswil Jateng Densus 88 Antiteror Polri di kantornya, Kamis (9/1).
Khadik memastikan, pemerintah, dalam hal ini Pemkot Semarang, tidak akan berpangku tangan dengan ragam persoalan yang bakal dihadapi para mantan napi teroris ataupun eks Jemaah Islamiyah.
“Beberapa waktu lalu kan JI membubarkan diri. Sebagai tindak lanjut itu, Satgaswil Jateng perlu ada tindak lanjut. Intinya, mereka para mantan napi teroris, dan mantan JI perlu kami dampingi di tengah masyarakat,” tutur dia.
Lebih lanjut terkait jaminan ekonomi, ia memastikan pelatihan keterampilan akan disesuaikan dengan kemampuan diri dan kebutuhan. Jika tak sesuai, ia khawatir maka akan sia-sia.
“Kalau enggak sesuai kebutuhan, malah enggak berjalan dan sia-sia,” katanya.
Melalui pendampingan ini, dia berharap para mantan napi teroris dan eks anggota Jemaah Islamiyah nyaman di pangkuan NKRI dan tak tersesat lagi.
“Kami harap mereka nyaman di pangkauan NKRI. Mereka punya hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara,” tandasnya.
Perwakilan Unit Idensos Satgaswil Jateng Densus 88 Antiteror Polri Ipda Ferry mengungkapkan jumlah eks napi teroris di Kota Semarang ada 27 orang. Lalu, eks Jemaah Islamiyah ada 58 orang.
Melalui audiensi ini, dia berharap Densus dan Pemkot Semarang bisa bersinergi membina eks anggota Jemaah Islamiyah dan mantan napi teroris.
“Kami datang ke sini (Pemkot Semarang) ingin bekerja sama pembinaan eks JI dan eks napi teroris di Kota Semarang,” kata Ferry.
Melalui pembinaan dari Pemkot Semarang menjadi upaya kehadiran negara dalam pemenuhan kebutuhan untuk warga binaan Densus.
“Kami berharap kebutuhan mereka seperti kesehatan, ekonomi dan lain-lain terpenuhi. Soal ekonomi, kami harap mereka dilatih sesuai keterampilan masing-masing. Setelah punya keterampilan, mereka bisa buka usaha,” pungkasnya. []