Semarang – INFOPlus. Isu lingkungan dan penanganan banjir rob di Kota Semarang menjadi salah satu hal yang ditanyakan para milenial dan gen Z kepada Paslon Agustina Wilujeng Pramestuti dan Iswar Aminuddin.
Hal tersebut terungkap dalam Youth’s Dream of Semarang yang digelar Kawan Dekat di Lika Liku Resto, Semarang, Senin (28/10) malam. Kegiatan yang juga dalam menyemarakkan semangat Sumpah Pemuda ini dihadiri Paslon nomor urut 01 di Pilkada Kota Semarang, Agustina dan Iswar.
“Ibu Agustin dan Pak Iswar, Semarang saat ini terasa sangat panas, bagaimana ini bisa diatasi, termasuk persoalan banjir dan rob,” tanya Agnes, Gen Z dari Semarang Selatan.
Agustina dan Iswar yang mendapat pertanyaan tersebut, kompak menjawab dan saling melengkapi. Diakui Agustin, sapaan calon wali kota perempuan satu-satunya di Pilwakot Semarang, bahwa Ibu Kota Jawa Tengah ini memang terasa panas, terlebih di musim kemarau.
Menurutnya, iklim ekstrem ini bisa dipengaruhui oleh beberapa hal seperti pemanasan global hingga mulai berkurangnya ruang terbuka hijau. Terkait antisipasi, perlu gerakan bersama antara pemerintah, stakeholder lingkungan dan masyarakat, agar suhu panas Semarang bisa diminimalisir.
“Tentunya ruang terbuka hijau perlu ditambah, dengan memanfaatkan lahan kosong dengan menanam pohon atau tanaman produktif. Sedangkan masyarakat bisa menanam di sekitar rumahnya. Menanam dengan hati sehingga alam juga akan mengembalikan ke kita dengan memberi udara bersih dan cuaca yang sejuk,” beber dia
Sementara untuk rob dan banjir, Iswar yang punya pengalaman seabrek di persoalan infrastruktur, menyebut di area pesisir akan dibangun tol Semarang-Demak, bisa jadi solusi rob.
“Tol Semarang Demak itu juga berfungsi sebagai tanggul laut karena bisa mencegah naiknya air laut ke daratan saat pasang,” kata dia.
Rob yang terjadi di pesisir terjadi karena penurunan muka tanah. Sehingga untuk antisipasi lain yang bersifat jangka panjang adalah membatasi dengan tegas pengambilan air tanah. Juga dengan penyiapan embung yang akan menjadi area tangkapan air.
“Total ada 250 hektar yang akan kami siapkan untuk embung sebagai antisipasi banjir dan rob. Ini juga bisa kita manfaatkan untuk kegiatan perikanan dan wisata,” ujar dia.
Sementara untuk antisipasi banjir akibat meluapnya air sungai, persoalan ini tak bisa diatasi sendiri oleh Kota Semarang. Butuh komitmen kuat dari pemerintah daerah sekitar untuk tidak lagi melakukan alih fungsi lahan.
“Perlu antisipasi jangka panjang. Ini tidak bisa hanya dengan menambah kapasitas atau daya tampung sungai saja,” tutur dia.