Agustina-Iswar Jawab Tantangan Akademisi Unika soal Penanganan Stunting Kota Semarang

oleh
Agustina Iswar tangani stunting semarang
Paslon Agustina Wilujeng Pramestuti dan Iswar Aminuddin jelaskan strategi penanganan stunting di hadapan akademisi Unika Semarang.

SemarangINFOPlus. Penanganan stunting masuk dalam salah satu program prioritas bidang kesehatan yang akan dilakukan Paslon nomor urut 01, Agustina Wilujeng Pramestuti dan Iswar Aminuddin jika terpilih sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Semarang.

Program penanganan dan penanggulangan stunting di Kota Semarang terbilang cukup berhasil. Saat ini, angka stunting di Kota Semarang masih tersisa 867 kasus.

Jumlah tersebut sudah menurun drastis dibandingkan tahun sebelumnya, yang mana terdapat 1300-an kasus stunting pada akhir tahun 2023.

Meski begitu, pasangan Agustina dan Iswar tetap memandang serius masalah tersebut untuk ditangani hingga bisa mencapai zero stunting.

INFO lain :  Driver Ojek Online (Ojol) Cekcok Di Depan Pintu Keluar Stasiun Poncol, Semarang

Agustina mengungkapkan ada keluhan dari praktisi stunting dari beberapa perguruan tinggi yang melihat masih ada warga yang kurang terlayani. Hingga menjadi konsen pihaknya untuk menuntaskan.

“Kadang-kadang soal stunting ini supaya kita bisa mencapai apa yang ditargetkan oleh pemerintah pusat dan provinsi membuat kita lupa pada koor pelayanan,” bebernya di hadapan civitas akademika Universitas Katolik Soegijapranata (Unika) dalam agenda Pendidikan Politik, Rabu (23/10).

Menurut Mbak Agustin, sapaannya, fokus yang terlalu berat terhadap target angka menimbulkan pelayanan yang kurang terukur, karena pemerintah pada akhirnya hanya fokus di wilayah tengah kota.

INFO lain :  HKG PKK ke-52, Wali Kota Semarang Tekankan Perlindungan Anak dan Perempuan

“Sehingga pelayanan kesehatan yang kita lakukan tidak terukur. Maka secara adminsitratif solusinya adalah pengintegrasian data mulai dari rumah sakit, puskesmas, poliklinik, dan posyandu,” terang dia

Agustina juga merasa tidak cukup hanya dengan pengntegrasian administrasi. Perlu juga keterlibatan RT dan RW dalam melakukan deteksi masalah stunting dengan dana kas RT 25 juta rupiah per tahun yang akan digelontorkan pihaknya.

“Tapi apakah integrasi administrasi saja cukup? Tentu tidak, maka kita harus melibatkan seluruh masyarakat sampai tingkat RT untuk mencari penderita stunting. Apalagi kita ada program 25 juta per tahun per RT,” tuturnya.

INFO lain :  ICW: Pemkot Semarang Miliki Komitmen Tinggi dalam Pencegahan Korupsi

Dengan dana itu, pihaknya tinggal mengedukasi soal penanganan stunting kepada semua masyarakat. Karena baginya urusan stunting bukan hanya urusan rumah sakit, puskesmas, poliklinik, dan posyandu. Tapi urusan semua masyarakat.

Dalam kesempatan tersebut, Agustina juga jelaskan antisipasi anak-anak stunting yang tidak terjamah karena keterbatasan akses yang dimiliki masyarakat, serta keterbatasan tenaga pemantau dari pemerintah.

“Nah peran masyarakat sekitar sangat penting untuk ikut berkontribusi memberi laporan,” sebut dia.