Semarang – INFOPlus. Demo mahasiswa di Balai Kota Semarang berlangsung rusuh, Senin (26/8). Ribuan mahasiswa lintas kampus merusak sejumlah fasilitas publik hingga terlibat bentrok dengan polisi.
Aksi demo Jateng Bergerak semula menargetkan kantor DPRD Jateng di Jalan Pahlawan Semarang. Namun mereka mengalihkan tujuan dan bergerak ke Balai Kota Semarang di Jalan Pemuda.
Tiba di depan Balai Kota Semarang, sekira pukul 15.00 WIB, peserta aksi demo dengan ragam jaket almamater makin bertambah hingga ribuan. Awalnya berlangsung damai dan tertib. Diisi sejumlah orasi dan aksi yang mengkritik pemerintahan Jokowi.
Selanjutnya, massa mahasiswa memaksa masuk ke dalam halaman balai kota. Namun mereka terhalang oleh pagar gerbang maupun barikade petugas kepolisian.
Kesal tak dapat masuk, para pendemo mendobrak pagar dan merobohkannya. Tak hanya itu, sejumlah oknum mahasiswa memanjat pagar, meraih kamera CCTV di gerbang dan melepas secara paksa.
Berkali-kali petugas kepolisian maupun anggota DPRD, lewat pengeras suara meminta agar massa tidak melakukan hal negatif. Bahkan perwakilan massa dipersilakan masuk. Namun imbauan itu tak digubris.
Massa terlihat makin beringas dengan melempari petugas kepolisian dengan batu, air mineral maupun benda keras lain. Melihat aksi yang mulai anarkis, petugas kepolisian mulai bertindak tegas.
Tembakan gas air mata maupun semprotan air dari water cannon diarahkan guna membubarkan konsentrasi massa. Namun upaya ini belum cukup. Massa mahasiswa ditambah sejumlah remaja mengenakan seragam setingkat SMA yang datang belakangan kompak melakukan perlawanan.
Saling lempar batu dan berbalas pukulan menggunakan bambu atau kayu panjang terjadi. Berkat kekompakan petugas, secara perlahan massa bisa didesak mundur ke arah Paragon. Para mahasiswa semburat masuk ke Paragon untuk mengamankan diri berikut mereka yang terkena gas air mata.
Imbas kerusuhan tersebut, sejumlah korban berjatuhan dari kedua belah pihak, baik polisi maupun mahasiswa. Ada yang terkena batu atau benda keras lain hingga efek gas air mata.
“Ada teman wartawan juga yang kena gas air mata Dia sedang mengambil gambar tak sengaja terkena gas air mata. Tapi alhamdulillah tidak apa-apa, hanya perih di mata, karena langsung cari tempat yang aman,” ujar Dafi, wartawan Kompas.com.
Ribuan mahasiswa akhirnya mundur dan aksi mereka berangsung mulai bisa dikendalikan sekira pukul 19.00 WIB. Sejumlah fasilitas umum, seperti pot tanaman di pedestrian rusak dan berantakan. Tembok pagar balai kota juga tak luput dari aksi vandalisme. []