Semarang – INFOPlus. Hujan deras mengguyur Kota Semarang Senin (27/11) malam, mengakibatkan sejumlah wilayah terdampak banjir. Wali Kota Semarang
Hevearita Gunaryanti Rahayu cek lapangan guna mengurai hambatan penanganan banjir.
Salah satu wilayah yang terdampak banjir adalah di wilayah Muktiharjo Lor, Kecamatan Genuk. Mbak Ita, sapaan Wali Kota Semarang, turun langsung ke lokasi dan memberikan arahan jajarannya terkait penanganan banjir, Selasa (28/11).
“Ini banjir yang kesekian kali terjadi di Muktiharjo Lor. Beberapa pekan lalu kami sudah melakukan rapat koordinasi, bahkan mengundang camat-camat yang wilayahnya terkena dampak. Termasuk membahas pembersihan saluran air di sini,” kata dia.
Ita meminta agar anak sungai dari Kali Tenggang di Muktiharjo dan Bangetayu ini segera dibersihkan dari tanaman air. Sebab lebatnya tanaman air tersebut menghambat laju air sungai.
“Di Muktiharjo Lor ini tahun lalu sudah terjadi banjir. Anak atau saluran di Kali Tenggang saya minta dibersihkan. Karena agak riskan lantaran berada di samping rel kereta api yang banyak sinyal dan listriknya. Sehingga penanganan dilakukan secara manual,” ujarnya.
Dua pekan lalu saat rapat koordinasi, dirinya sudah menyampaikan agar pembersihan anak sungai atau aliran Kali Tenggang dilakukan dengan anggaran Dinas Pekerjaan Umum (DPU) dan disepakati menggunakan tenaga harian lepas.
Ternyata ada persoalan, proses pekerjaan mandek lantaran masalah upah tenaga lepas. Para pekerja meminta pembayaran dilakukan secara tunai.
“Nah hal seperti ini kan yang harus kita konsultasikan dengan inspektorat, karena menggunakan tenaga orang di wilayah sini. Dan ini sifatnya insidentil. Apakah diperlukan tetap buka rekening atau tidak? Dan permasalahan ini justru tidak sampai ke saya,” ujar dia.
Bagi Ita, tenaga lepas yang meminta pembayaran secara tunai sangatlah wajar. Karena mereka hanya bekerja membersihkan wilayah tersebut tiga pekan sampai satu bulan saja.
“Mosok ya harus buka rekening. Pokoknya hari ini sudah harus mulai dibersihkan. Pembayaran urusan saya, bisa saya carikan CSR atau gimanalah nanti,” tegasnya menyebut solusi hambatan upah pekerja.
Dari pengecekan tersebut, orang nomor satu di lingkungan Pemkot Semarang ini menyatakan pembersihan tanaman air bersifat insidentil dan harus segera dilakukan.
“Kita lihat sepanjang Jalan Muktiharjo dan Bangetayu ini kan ketutup semua, dengan eceng gondok, rumput, pohon dan ranting,” katanya.
Disebutkan, penggalian dan pengerukan sedimentasi akan dilakukan hari Selasa ini dengan bantuan armada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk menyiapkan truk, sehingga material sedimen bisa langsung dibuang.