Semarang – INFOPlus. Diduga menjadi korban perundungan, seorang mahasiswi kedokteran Undip Semarang nekat melakukan bunuh diri. Ia ditemukan tak bernyawa di kamar kosnya di Lempongsari, Kota Semarang.
Mahasiswi peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran Undip ditemukan tewas, diduga bunuh diri, di dalam kamar kosnya di kawasan Lempongsari, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, Senin (12/8) malam sekira pukul 23.00 WIB,
Dari informasi yang dihimpun, mahasiswi berinisial R (30) warga Tegal itu diduga bunuh diri dengan cara menyuntikan obat penenang ke tubuhnya.
Kasatreskrim Polrestabes Semarang, Kompol Andika Dharma Sena membenarkan bahwa hasil pemeriksaan awal dari insiden tersebut, korban memang menyuntikan obat ke dalam tubuhnya.
“Benar bunuh diri, yang bersangkutan menyuntikan obat ke badannya sendiri,” ungkapnya saat dihubungi melalui pesan singkat Kamis (15/9).
Disinggung mengenai bahwa korban nekat mengakhiri hidupnya karena jadi korban perundungan, dirinya menyebut pihaknya masih melalukan pendalaman.
“Terkait dengan informasi mengenai perundungan masih kita cek karena yang bersangkutan itu informasinya memang sakit dan yang bersangkutan itu ikut beasiswa. Informasinya yang bersangkutan sudah tidak kuat lagi atau bagaimana mau kita cek lagi, benar apa tidak,” terangnya.
Hasil pemeriksaan di tempat kejadian perkara, polisi menemukan buku harian korban. Dalam catatan buku itu, R menuliskan keluh kesahnya menjadi mahasiswa kedokteran dan menyinggung urusan dengan seniornya.
Sementara itu, warga sekitar lokasi kejadian menjelaskan kasus bunuh diri ini diketahui berawal dari pacar korban yang berupaya mencari keberadaan korban. Sebab sebelumnya, korban tak bisa dihubungi.
“Dari pagi dihubungi tidak bisa. Awalnya dicari atasannya, dihubungi melalui WhatsApp, namun tidak ada respons. Terus menghubungi melalui temannya untuk mencari tahu korban,” ujar dia enggan disebut identitasnya,
Setelah itu, pencarian dilakukan ke tempat kos dan diketahui pintu kamar kos tertutup karena terkunci dari dalam.
“Datang ke kos sampai dua kali, ngetuk-ngetuk pintu tidak ada respons, dihubungi juga tidak ada respon. Kemudian menyampaikan ke pemilik kos. Terus panggil tukang kuncinya. Ketika sudah terbuka, dilihat tampak (korban) tidak bergerak,” beber dia.
Temuan tersebut selanjutnya dilaporkan ke pihak kepolisian dan ditindaklanjuti dengan olah tempat kejadian perkara.
“Itu pacarnya juga kaget, nangis. Katanya juga beberapa hari terakhir korban ini terdengar sering nangis di dalam kamar,” pungkas dia.