Semarang – INFOPlus. Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu isyaratkan tidak maju pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Mbak Ita, sapaannya, sampaikan curahan hati (curhat)-nya terkait alasan tak maju di Pilkada.
Mbak Ita mengungkapkan, keinginannya untuk tak maju di Pilkada Kota Semarang, November mendatang, datang dari hati yang dalam. Faktor keluarga menjadj pertimbangan utama. Meski demikian, dirinya masih menunggu apa instruksi dari partai.
Dihadapan puluhan wartawan yang biasa meliput di lingkungan Pemkot Semarang, Mbak Ita tak kuasa menahan tangis ketika menyebut sebagai ibu, ia kurang bisa memberi kasih sayang ke anak semata wayangnya.
“Sejak lulus sarjana dan menjadi seorang ibu, saya tidak pernah fokus untuk memikirkan keluarga. Saya terus bekerja dan merasa kurang bisa memberikan kasih sayang sebagai seorang ibu kepada anak saya,” bebernya meneteskan air mata di sela hadiri penilaian TPS unik di sebuah rumah makan di Jalan Pemuda, Kota Semarang, Jumat (23/2).
Wartawan yang mendengar pernyataan tersebut terlihat kaget dan terbawa arus kesedihan. Terlebih mendengar cerita keinginan dari anak Mbak Ita, Muhammad Faras Razin Pradana atau Juon, yang berkeinginan mamahnya pensiun dari dunia politik.
Juon yang saat ini berprofesi sebagai dokter, meminta Mbak Ita fokus mengurus rumah tangga, layaknya seorang ibu atau istri pada umumnya.
“Saat ini dia (Juon) sedang (menempuh pendidikan) spesialis, dia minta untuk saya berhenti. Dan seorang ibu pastinya ingin mendengar anaknya,” sambung dia.
Lebih lanjut, Mbak Ita saat ini hanya ingin fokus menyelesaikan tanggungjawabnya sampai masa jabatannya sebagai Wali Kota Semarang berakhir. Ia mengaku masih ada pekerjaan yang sudah direncanakan dan harus diselesaikan di 2024.
“Saya dari hati yang terdalam, pertama ingin menyelesaikan tugas-tugas saya sampai selesai. Banyak tugas yang mungkin sampai 2024 ini selesai. Kedua izinkan saya akan fokus pada keluarga,” katanya.
Terlepas dari keinginan pribadinya tersebut, Mbak Ita sebagai kader partai tidak bisa memutus sepihak. Ia masih harus berkoordinasi dengan partainya, PDIP. Namun dirinya sangat berharap jika keputusannya itu bisa dipenuhi.
“Tapi juga nanti mungkin saya kembalikan lagi ke partai. Tapi kalau dari saya, saya ingin fokus kepada keluarga. Sudah cukup pengabdian saya sebagai profesional, sehingga cukup bagi saya menyumbangkan tenaga, pikiran, energi, kepada masyarakat,” beber dia.
“Dan izinkan saya setelahnya fokus untuk keluarga dan anak saya. Karena sampai umur 28 tahun, dia (Juon) belum pernah merasakan kasih sayang ibunya. Dan izinkan saya selesai di 2024, tetapi semuanya saya serahkan kepada partai. Tapi ya itu tadi, dari hati yang terdalam saya ingin pensiun,” imbuhnya. (Ags/Mw)