Semarang – INFOPlus. Konsep Grak atau Gerakan Anti Kreak ditawarkan Iswar Aminuddin menjadi blue print penanganan gangster di Kota Semarang. Konsep tersebut memantik kepedulian warga di pengamanan lingkungan masing-masing.
Calon Wakil Wali Kota Semarang, Iswar Aminuddin menginginkan keamanan dan ketertiban masyarakat terjamin aman. Dia menawarkan sebuah gerakan masyarakat yang bisa menjadi solusi persoalan tawuran gangster yang marak beberapa waktu terakhir.
Iswar menawarkan sebuah gerakan bernama Grak atau Gerakan Anti Kreak untuk merespons kasus pembacokan liar oleh gengster atau dalam bahasa Semarang disebut kreak.
Terlebih aksi kreak-kreak sudah menimbulkan korban nyawa dari warga yang tidak tahu menahu soal konflik antarkelompok. Seperti yang terjadi di Sampangan pada Selasa (17/9), mahasiswa Udinus asal Jepara meninggal akibat dibacok secara sadis oleh kreak.
Korban bernama M Tirza Nugroho Hermawan, pada dini hari jelang pagi tersebut kebetulan melintas di lokasi yang tengah terjadi keributan antara dua kelompok kreak.
“Saya sangat sedih ya, sekaligus menyampaikan bela sungkawa terhadap keluarga korban. Semarang harus bisa menjadi tempat aman dan nyaman bagi siapapun dan ini butuh peran semua pihak, termasuk kepedulian masyarakat,” beber dia saat dihubungi Jumat (20/9).
“Apalagi di saat ini kita sedang melangsungkan pesta demokrasi malah terjadi gangguan keamanan yang mengakibatkan korban meninggal. Saya pikir perlu ada gerakan dari masyarakat untuk membantu menata keamanan di wilayah masing-masing,” sambung pasangan Agustina Wilujeng tersebut.
Iswar ingin persoalan keamanan yang melibatkan kreak yang notabene adalah para remaja bisa ditanggulangi sampai keakar-akarnya. Di sini peran penting dari orang tua untuk menguatkan pendidikan karakter bagi anak-anaknya.
“Jangan sampai terjadi lagi. Harus ada penyelesaian sampai keakar-akarnya,” tegasnya.
Iswar menyayangkan para remaja yang masih memiliki masa depan panjang malah terjerumus dalam kekerasan yang menghilangkan nyawa orang lain.
“Sayang sekali masa remaja mereka yang seharusnya belajar dan menempa diri untuk menuju masa depan yang baik justru malah terjerumus ke dalam kekerasan,” jelasnya.
Iswar bahkan menyinggung visi Indonesia Emas 2045 dengan bonus demografi yang didominasi oleh anak-anak muda bakal terganggu dengan munculnya kreak-kreak seperti ini.
“Seharusnya kita peka dengan kondisi generasi muda saat ini, karena mereka harapan kita untuk menuju Indonesia Emas 2045. Kalau generasi kita seperti ini semua bisa bahaya di masa mendatang,” tukasnya.