Semarang – INFOPlus. Kebakaran melanda kandang ternak milik warga Gunungpati, Kota Semarang. Akibatnya, 23 ekor kambing yang ada di dalam kandang mati terpanggang.
Kandang dan kambing diketahui milik Wakiman, warga Kampung Jetis Nglarang, Kelurahan Gunungpati, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. Peristiwa ini terjadi Selasa (20/8) sekitar pukul 09.25 WIB.
Kebakaran dipicu dari api di tungku atau tempat perapian buat memasak yang ada di dapur, dekat kandang ternak. Selain kandang, dapur rumah milik Wakiman juga terbakar.
Kapolsek Gunungpati, Kompol Agung Raharjo membenarkan adanya kejadian tersebut. Kebakaran bermula saat Wakiman dan istrinya, sedang membakar sampah plastik bekas di tungku yang berada di pawon atau dapur, sekira pukul 07.00 WIB.
“Itu kejadian kemarin. Awalnya itu kan pemiliknya sedang bakar plastik di tungku dekat kandang. Dikira api sudah mati, terus ditinggal. Tau-taunya api muncul lagi,” ungkapnya saat di tempat kejadian kebakaran, Rabu (21/8) siang.
Api tersebut juga membakar kayu-kayu di dekat tungku. Kemudian api membakar sebagian dapur dan merambat membakar kandang di belakang rumah. Warga dan pemilik yang mengetahui kejadian ini berupaya memadamkan api dengan peralatan seadanya.
“Hewan peliharaan tidak terselamatkan, ada 23 ekor kambing hangus ikut terbakar. Itu milik satu orang korban. Api juga cepat membesar, karena faktor angin, itu kan di oro-oro,” jelasnya.
“Kandang kambung terbuat dari papan kayu dan bambu yang berisi kambing jenis Randu Jawa, kerugian sekitar Rp 60 juta,” sambung dia.
Warga melaporkan kejadian kebakaran tersebut ke Dinas Pemadam Kebakaran Kota Semarang diteruskan ke Polsek Gunungpati. Api berhasil dipadamkan dengan tiga unit Damkar secara tuntas sekitaran pukul 10.20 WIB.
“Setelah ada laporan kita meluncur ke TKP, bersama tiga unit Damkar, untuk mempercepat proses pemadaman, karena kanan kiri itu bangunan rumah,” ujar dia.
Sementara Nisriyanto, anak pemilik kandang kambing mengatakan sebelum kejadian, istrinya sedang membakar tumpukan sampah plastik di tungku dapur.
Ia kemudian pergi untuk menjemput anak sekolah dan mengira api di tungku sudah padam. Ditinggal pergi, ternyata api kembali membesar dan membakar sebagian dapur dan kandang kambing.
“Karena api dari tungku pembakaran terkena angin besar terus merembet. Istri mau jemput sekolah, itu tungku apinya (dikira) sudah padam terus ditinggal. Tahu-tahu apinya besar lagi. Kambing itu kami pelihara sudah 8 tahun lebih, nanti ada rezeki mau beli lagi, terus ternak kembali,” pungkas Nisriyanto. (Mh) []