Semarang – INFOPlus. Banjir merendam sebagian wilayah di Kabupaten Demak dan Grobogan. Bawaslu Jateng minta ke KPU setempat mewaspadai potensi kerusakan logistik imbas banjir.
Anggota Bawaslu Jateng Sosiawan menyampaikan hingga saat ini pihaknya belum mendapat laporan ada tidaknya logistik Pemilu yang rusak sebagai dampak banjir yang melanda wilayah Kabupaten Demak dan Grobogan.
“Kami belum menerima laporan ada tidaknya logistik Pemilu yang rusak. Saya juga belum mengetahui apakah Bawaslu Grobogan maupun Demak sudah terima laporan itu,” kata dia di sela Konsolidasi Media Dalam Rangka Penguatan Pemberitaan Hasil Pemilu Tahun 2024 oleh Bawaslu Jateng, di kawasan Marina, Semarang, Jumat (9/2).
Menurut Koordinator Humas, Data dan Informasi ini, jauh hari Bawaslu Jateng dan jajaran sudah mewanti-wanti agar KPU Jateng dan jajarannya melakukan pemetaan masalah atau potensi yang bisa mengganggu kelancaran jalannya tahapan Pemilu. Termasuk kemungkinan terjadinya bencana banjir seperti yang terjadi di Demak dan Grobogan.
“Memastikan logistik Pemilu harus berada di tempat yang aman. Losgitik terdistribusi sesuai jadwal dan lokasi atau tempatnya. Minimal dua hal itu, jangan sampai bencana mengganggu pelaksanaan tahapan Pemilu, sejak awal harus ada mitigasi,” jelasnya.
Dan kalaupun akhirnya bencana banjir di Demak maupun Grobogan berimbas pada rusaknya logistik Pemilu, maka KPU Jateng maupun KPU di Grobogan dan Demak, segera melakukan langkah antisipasi menyiapkan pengganti.
Saat logistik rusak, itu tentu tanggungjawab dari KPU. Kami memberikan saran ke KPU agar segera mengganti logistik yang rusak, Apalagi sekarang sudah mepet, segera dicarikan pengganti jika benar rusak,” tegas dia.
Pegiat Pemilu dari Sindikasi Pemilu dan Demokrasi, Dian Permata menilai selama ini penyelenggara Pemilu bekerja hanya text the book atau secara prosedural saja. Hal-hal lain seperti potensi munculnya gangguan karena bencana alam di luar perspektif pemikiran petugas KPU dan jajarannya.
Banjir di Demak dan Grobogan sebenarnya sudah bisa dipetakan dan diantisipasi jika para penyelenggara Pemilu mampu memperluas spektrum pemikiran dengan membaca situasi dan kondisi alam.
“Apa yang terjadi di Demak dan Grobogan, sebenarnya sudah bisa diprediksi dan disiapkan langkah antisipasi. Secara kasat mata, hujan turun terus menerus, ada juga tools BMKG, setidaknya penyelenggara pemilu melihat dan memakai data-data tersebut,” kata dia.
“Kemudian demografi dan infrastruktur di dua kabupaten itu. Nah ini yang luput. Perspektif penyelenggaraan Pemilu oleh penyelenggara Pemilu harus diperluas spektrumnya. Jangan hanya di tingkatan prosedural, tapi hal-hal yang diluar prediksi kita itu juga harus dipikirkan,” lanjut Dian.