Protes Jalan Rusak, Warga Tanam Pohon Pisang di Jalan

oleh

Pemalang – Aksi unjuk rasa digelar sejumlah warga terkait sarana infrastruktur jalan yang rusak di Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang. Warga protes atas kerusakan jalan yang timbul akibat proyek jalan tol. Mereka tak terima dan menuntut perbaikan jalan karena kondisi itu dinilai membahayakan.

Aksi dilakukan warga di Desa Petunjungan Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang dengan menanami jalan dengan sejumlah pohon pisang, Jumat (20/7/2018). Protes itu diluapkan warga dengan aksi menuntut perbaikan jalan di depan Balai Desa Petunjungan. Warga menilai, sara yang dilakukan itu sebagai bentuk protes karena perbaikan jalan desa belum juga dilakukan.

Dalam protesnya, warga membentangkan berbagai poster berisi sejumlah tulisan kecaman. Diantaranya, Kapan Jalan Akan Diperbaiki, Jangan Hanya Janji yang Kami Terima, Hitung Ongkos Pulsa Listrik dan Siram Air, Warga Petanjungan Menagih Janji Perbaiki Jalan, dan lain-lainnya.

“Kesabaran warga sudah memuncak dan tidak bisa dibendung lagi. Kerusakan jalan telah mengganggu warga bahkan telah menghilangkan nyawa manusia. Masyarakat ingin agar jalan kembali baik seperti semula sebelum ada pekerjaan tol,” ujar Koordinator Aksi Eko Sucipto.

Eko dan warga lain yang berorasi di hadapan Kepala Desa Petanjungan, anggota DPRD Kabupaten Pemalang, Muspika Petarukan dan dijaga oleh petugas keamanan baik dari Polsek Petarukan, Polres Pemalang maupun TNI. Mereka menuntut agar perusahaan pelaksana pekerjaan jalan tol untuk segera memperbaiki jalan seperti sedia kala.

“Tidak hanya janji-janji tapi realisasi. Banyak yang di timbulkan akibat proyek pembangunan jalan tol di Pemalang seperti kerusakan jalan, debu yang menggaggu kesehatan warga, bahkan menyebabkan banyak terjadinya kecelakaan,” katanya mendesak segera diperbaiki.

Sementara, Kepala Desa Petanjungan H. Sriyanto menyebut jalan rusak sudah 3 tahun jalan. Pihak pengelola jalan tol hanya melakukan pengurukan jalan yang rusak saja. Itupun setelah warga memblokir jalan agar truk dump pembawa urugan tidak bisa masuk.

Diakuinya, mereka berjanji akan memperbaiki jalan yang rusak setelah selesai pembangunan jalan tol/truk tidak lagi lewat membawa urugan. Namun hingga sekarang belum ada perbaikan.

“Padahal truk sudah berhenti 6 bulan lalu,” aku Sriyanto.

Sriyanto mengaku, pihaknya selaku pemerintah desa yang bertanggungjawab kepada warganya meminta kepada dewan untuk mengundang pihak pembuat jalan tol untuk rapat dengar pendapat atau audiensi dengan warga.

“Kami juga akan melaporkan hal ini ke dinas terkait termasuk ke pimpinan kami yang lebih tinggi,” paparnya.edit