Semarang – INFOPlus. Kepala Divisi Pemasyarakatan (Kadivpas) Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Tengah, Kadiyono kunjungi Lembaga Pemasyarakatan atau Lapas Terbuka Kendal.
Kunjungan tersebut dalam rangka Pembinaan, Monitoring, Pengawasan dan Pengendalian (Bintorwasdal) penyelenggaraan tugas dan fungsi Pemasyarakatan di Lapas Terbuka Kendal, Rabu (9/10).
Kunjungan Kadivpas Kadiyono diterima langsung Kepala Lapas Terbuka Kendal, Roni Darmawan didampingi Kepala Lapas Kendal dan Kepala Lapas Pemuda Plantungan beserta jajarannya.
Lapas Terbuka Kendal punya luas 107.5 hektar, menjadi pusat pembinaan bagi narapidana yang sedang menjalani program asimilasi dan dicanangkan sebagai Lapas Produksi.
Selain itu, Lapas tersebut memiliki berbagai kegiatan kerja di bidang pertanian, perkebunan, dan perikanan.
Saat ini sebagian besar lahan sudah di manfaatkan sebagai lahan budidaya ikan nila, gurami, terong. Juga untuk tanaman pertanian seperti, cabai, pepaya kalifornia, kacang koro pedang, kelapa kopyor, mangga, jambu air. Hingga untuk peternakan sapi, kambing dan ayam kampung.
Dalam arahannya, Kadivpas Jateng Kadiyono menyampaikan bahwa potensi yang dimiliki Lapas Terbuka Kendal ini sangat luar biasa.
“Eksistensi tetap terus dijaga dengan memperhatikan kearifan lokal. Ciptakan terus inovasi dan terobosan dalam pembinaan, berikan pelayanan yang terbaik,” ungkap Kadiyono.
Karena itu, lanjutnya, dalam waktu dekat, Kadivpas akan terus menambah narapidana ke Lapas Terbuka Kendal dari Lapas yang ada di Jawa Tengah untuk dapat diberikan pembinaan lanjutan.
“Pada saatnya dengan produktifnya kegiatan kemandirian Lapas dapat meningkatkan PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) Kementerian Hukum dan HAM,” tutur dia.
Senada, Kepala Bidang Pembinaan Divisi Pemasyarakatan Kemenkum HAM Jateng, Muhamad Susanni menambahkan bahwa keberhasilan pembinaan di Lapas tidak dapat dilakukan sendiri, melainkan harus bersinergi dengan beberapa pihak.
“Kepala Lapas harus memiliki kreasi dan program yang maju untuk menciptakan peluang yang ada,” ujar Sanni.
“Sekarang ini kita harus mencoba dan berupaya keras menggunakan energi dan pemikiran kita bagaimana memanfaatkan aset-aset yang ada,” imbuh dia. []