Semarang – INFOPlus. Keberhasilan pengembangan batik pewarna alami di Kota Semarang diangkat Wali Kota Hevearita Gunaryanti Rahayu dalam sesi penilaian Integrated Sustainability Indonesia Movement Sustainable Development Goals atau I-SIM SDGs.
Program pengembangan batik pewarna alami Kampung Batik Malon, Semarang, dinilai berhasil dan masuk 10 besar program terbaik se-Indonesia sejalan dengan 17 program SDGs.
“Sejak tahun 2016, Kampung Batik Malon telah berkembang pesat. Awalnya hanya ada dua pengrajin, kini berkembang menjadi enam pengrajin dan 55 tenaga kerja,” papar Mbak Ita, sapaan wali kota, di Jakarta, Kamis (19/9).
Pengembangan ini, lanjutnya, selaras dengan visi dan misi RPJMD serta mendukung 17 tujuan SDGs, khususnya dalam pemberdayaan ekonomi lokal dan kampung tematik produktif.
Mbak Ita menyampaikan Pemkot Semarang berkomitmen mendukung pengembangan batik yang ramah lingkungan. Tak hanya sebatas mendorong hingga berhasil, namun juga berkomitmen mengembangkan keberlanjutan program kampung batik alami tersebut.
“Kami mulai mendorong pemasaran ke pasar luar negeri yang memiliki minat terhadap berbagai produk ramah lingkungan. Selain itu, diversifikasi pewarna alami dari bahan-bahan lokal seperti daun dan sisa kayu, budidaya tanaman indigo serta pengembangan IPAL batik portable juga dilakukan,” beber dia.
Hasilnya, perkembangan Kampung Batik Malon turut memperkuat sektor pariwisata Kota Semarang. Dan pemasaran batik alami Malon juga telah merambah pasar di luar sentra industri serta pasar asing.
“Dampaknya terlihat dari meningkatnya kunjungan wisatawan, diversifikasi produk batik, mulai dari kain hingga kerajinan siap pakai seperti tas, sepatu, dan dompet. Di tahun 2023, kami resmikan sentra batik di Gunungpati yang telah meraih beberapa penghargaan,” tambahnya.
Program I-SIM adalah inisiatif multi pihak yang diinisiasi oleh PT Surveyor Indonesia serta Kementerian Pekerjaan Umum untuk mempercepat pencapaian SDGs di tingkat kota dan kabupaten, dengan tujuan mendorong daerah untuk berkontribusi aktif dalam pencapaian SDGs.
Dengan paparan ini, diharapkan Kota Semarang semakin diakui sebagai kota yang berkomitmen penuh dalam mendukung pembangunan berkelanjutan, khususnya dalam pengembangan industri kreatif seperti batik dengan pewarna alami. []