Cegah Banjir, Pemkot Semarang Targetkan Buat 5.000 Biopori

oleh
biopori semarang
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu dorong pembuatan biopori secara masif guna membantu upaya pencegahan banjir. (Foto: Dok)

SemarangINFOPlus. Dalam upaya pencegahan banjir, Pemkot Semarang masifkan pembuatan biopori. Ditargetkan ada 5.000 biopori di jalan protokol maupun ruang terbuka hijau.

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mendorong penerapan lubang resapan biopori di berbagai titik di kawasan kota.Langkah tersebut bagian dari ikhtiar melakukan pencegahan banjir, sekaligus mengurangi volume sampah organik.

Melalui Dinas Lingkungan Hidup atau DLH, Pemkot Semarang meluncurkan Gerakan Pembuatan Lubang Resapan Biopori di Jalan Argopuro, Kelurahan Lempongsari, Kecamatan Gajahmungkur, Senin (5/8).

Mbak Ita, sapaan Wali Kota Semarang mengatakan, meski biopori sudah dikenal luas, namun implementasinya di Kota Semarang masih belum optimal. Ia berharap gerakan ini tidak hanya menjadi acara seremonial semata, tetapi berkembang menjadi budaya yang meluas di masyarakat.

INFO lain :  Peringatan Hari Santri di Semarang, Mbak Ita Dorong Pemberdayaan SDM Bermoral

“Sebenarnya sih kalau biopori ini sudah umum ya, hanya penerapannya itu yang belum masif,” ujar dia.

Dalam kesempatan itu, Mbak Ita juga mengungkapkan pentingnya pemanfaatan daun-daun kering yang sering ditemukan tidak diangkat oleh petugas kebersihan.

“Saya berpikir untuk bagaimana daun itu tidak diangkat tetapi bisa dimanfaatkan sehingga dimasukkan ke dalam biopori,” jelasnya.

Hal ini, lanjut Mbak Ita, tidak hanya mengurangi volume sampah organik, tetapi juga bisa mengolahnya menjadi kompos yang bermanfaat. Bahkan di daerah yang miring, pemanfaatan biopori juga dapat mengantisipasi adanya longsor.

INFO lain :  Mbak Ita Dorong Cakupan Wilayah TMMD di Semarang Bisa Lebih Luas

“Manfaat biopori itu adalah pertama untuk peresapan air di saat hujan, ini adalah antisipasi untuk menghadapi musim penghujan yang akan datang. Kemudian yang kedua, daun-daun yang rontok ini bisa dimanfaatkan menjadi kompos sehingga tidak perlu harus beli pupuk,” terangnya.

Karena itu, Mbak Ita menekankan pentingnya pembuatan biopori di jalan-jalan protokol Kota Semarang, terutama di daerah yang sering mengalami genangan air saat hujan, seperti Jalan Pahlawan dan Jalan Pemuda.

“Nah Saya minta ini utamanya di jalan-jalan protokol, seperti kita tahu kalau setiap hujan itu kan selalu tergenang seperti Jalan Pahlawan atau Jalan Pemuda, ada genangan sehingga ini juga bisa membantu air itu tidak semua masuk drainase tetapi juga masuk ke dalam biopori-biopori,” beber dia.

INFO lain :  Digunduli dan Dipukuli Ramai-ramai, Remaja Semarang Tewas di Rumah Teman

Pemkot Semarang mentargetkan pembuatan 5.000 titik biopori di seluruh kota, dimulai dengan 100 titik di enam jalan utama, yaitu Jalan Sultan Agung, Jalan S. Parman, Jalan Diponegoro, Jalan Pahlawan, Kalisari, dan Jalan Pemuda.

Selain itu, DLH juga akan memperbanyak biopori di 17 titik Ruang Terbuka Hijau atau RTH yang tersebar di 11 kecamatan Kota Semarang.