Semarang – INFOPlus. Puluhan warga di Kecamatan Candisari, Kota Semarang, harus dilarikan ke rumah sakit lantaran diduga mengalami keracunan. Mereka diduga keracunan dari salah satu makanan yang dihidangkan di arisan PKK
Arisan ibu-ibu PKK di RT 6 RW 10, Kelurahan Jomblang, Kecamatan Candisari, Kota Semarang berujung petaka. Pasalnya diĀ arisan yang digelar pada Minggu (2/6), banyak warga yang mengalami keracunan usai menyantap makanan yang disajikan di kegiatan tersebut.
Hal itu dikonfirmasi langsung oleh Kapolsek Candisari Iptu Handri Kristanto saat ditemui di Jomblang Semarang, Jumat (7/6).
Menurut Handri, kendati kejadian sudah berlangsung beberapa hari lalu, namun pihaknya baru mendapat laporan pada hari Jumat (7/6) ini.
“Kami sampaikan bahwa, hari Minggu ada arisan RT yang dihadiri sekitar 80-an orang. Kemudian memesan makanan ke Ibu Ari. Sekitar 80 pices. Makanan itu dibungkus dan dibawa pulang. Setelah pulang, beberapa warga makan setelah maghrib mengalami sakit. Ada yang muntah dan perut mulas-mulas,” ungkap dia.
Makanan yang dikonsumsi oleh warga diketahui ada beberapa jenis, mulai dari mie goreng, piscok sampai tahu bakso. Namun yang diduga kuat mencadi penyebab keracunan massal adalah mie goreng.
Imbas dari keracunan itu, banyak warga yang harus mendapat perawatan medis. Sebagian besar memang masih bisa bertahan dan tidak sampai dibawa ke rumah sakit. Namun dari 80 peserta arisan, setidaknya ada 20 warga yang harus menjalani rawat inap di sejumlah fasilitas kesehatan di Semarang.
“Ada yang dirawat di Roemani, sampai sekarang ada 11 orang. Kemudian di Elizabeth ada dua orang. Puskesmas Halmahera ada 1 warga. Total yang mengalami sakit dan dirawat ada 20 orang,” ujar dia.
“Untuk yang lain-lain mungkin kondisinya masih bagus, jadi hanya perawatan mandiri di rumah saja. Ada dewasa dan anak. Sementara, anak-anak juga ada yang dirawat di rumah sakit,” sambungnya.
Handri menuturkan jika saat ini pihaknya masih berupaya meminta keterangan kepada korban serta pihak katering. Kemudian juga mengirim mie goreng untuk dicek laboratorium serta hasil muntahan dari warga.
“Sementara yang di uju laboratiruim mie gorengnya saja. Hasil dari mie goreng kami kirim. Hasil muntahannya juga bisa,” katanya.
Sementara, salah satu korban keracunan, Ani Sulistyowati mengaku merasakan gejala keracunan beberapa waktu usai arisan, yakni keesokan harinya, Senin (3/6) pagi. Ia merasakan pusing, mual, muntah, dan diare selepas mengonsumi mie goreng yang dibungkus plastik mika.
Hal sama juga dirasakan oleh warga lain. Ani menyebut puluhan tetangga terpaksa dilarikan ke rumah sakit dan Puskesmas untuk mendapat pengobatan.