Semarang – INFOPlus. Operasi SAR pencarian terhadap korban banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, resmi ditutup Senin (26/1).
Penutupan operasi SAR korban bencana alam yang terjadi pada Senin (20/1) lalu ini dilakukan oleh Kepala Kantor Basarnas Semarang, Budiono selaku SAR Mission Coordinator (SMC), didampingi Dandim 0710 Pekalongan, Letkol Inf Rizky Aditya selaku Incident Command (IC) Tanggap darurat.
Dalam sambutannya, Budiono mengatakan sesuai dengan prosedur, bahwa pelaksanaan operasi SAR banjir bandang dan tanah longsor di Petungkriyono, Pekalongan berlangsung selama tujuh hari atau bisa lebih cepat apabila korban sudah ditemukan semuanya.
“Hingga hari kemarin, Sabtu (26/1), seluruh korban longsor sudah berhasil dievakuasi dan diidentifikasi oleh tim SAR gabungan sesuai dengan laporan kehilangan yang masuk. Sedangkan satu korban terakhir atas nama Teguh Imanto, warga Kayupuring, ternyata bukan korban dari kejadian tanah longsor di Desa Kasimpar melainkan korban kejadian terseret arus sungai Welo yang meluap di atas jembatan Sepingit atau Tinalum, di mana saat meluap itu korban melintas dan terseret arus,” beber Budiono.
Budiono menyebut tim SAR gabungan sebenarnya sudah melakukan pencarian di Sungai Welo, dari bawah Kafe Allo hingga ke obyek wisata Black Canyon yang berada tak jauh setelah jembatan Sepingit. Pencarian dilakukan sejak Rabu (22/1) karena sudah ada dua korban longsor yang ditemukan di lokasi sungai tersebut.
“Kami mengevakuasi dua jenazah dari dekat jembatan Sepingit atas laporan warga. Kemudian kami mengirim satu SRU untuk penyisiran di sana, siapa tahu bisa menemukan korban lagi, namun hingga Jumat (25/1) tidak ada lagi tanda-tanda keberadaan korban longsor,” jelas dia.
Dengan ditemukannya seluruh korban longsor di Desa Kasimpar maka sudah selesai pelaksanaan operasi SAR. Namun, untuk korban terakhir tetap akan dilakukan pemantauan dan apabila korban berhasil ditemukan, maka Basarnas siap untuk melakukan evakuasi.
Pihak keluarga Teguh Imanto juga menyatakan sudah mengikhlaskan atas apa yang terjadi terhadap anggota keluarganya tersebut.
“Istri saudara Teguh menyatakan kepada kami bahwa keluarga telah ikhlas dan tidak keberatan apabila operasi pencarian dihentikan,” ujar dia.
“Namun kami dari Basarnas akan terus melakukan pemantauan dan melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait apabila ada informasi penemuan kami siap mengevakuasinya sesuai dengan permintaan keluarga.”