Perundungan di Kota Semarang, Mbak Ita Instruksikan Pencegahan

oleh
gangster semarang
Aksi gangster tewaskan mahasiswa Udinus asal Jepara jadi perhatian Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu.

SemarangINFOPlus. Menanggapi kasus perundungan yang terjadi di Kota Semarang, Wali Kota Hevearita Gunaryanti Rahayu atau Mbak Ita tegas menginstruksikan jajarannya untuk meningkatkan upaya pencegahan.

Mbak Ita, telah meminta Dinas Pendidikan, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), serta Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pendidikan untuk mengaktifkan kembali program-program pencegahan bullying, salah satunya adalah program Rumah Duta Revolusi Mental (RDRM).

Langkah ini diambil setelah adanya kasus perundungan yang viral di media sosial, melibatkan anak-anak sekolah di wilayah Semarang.

INFO lain :  Misa Natal di Kota Semarang Aman dan Lancar, Mbak Ita Apresiasi Semua Pihak

“Saya sudah minta kepada Dinas Pendidikan, kan kita punya Rumah Duta Revolusi Mental yang termasuk juga UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak untuk melakukan kegiatan sosialisasi terkait bullying agar diadakan lagi seperti dulu. Mungkin bisa dilaksanakan di Simpang Lima maupun Car Free Day,” ujarnya, Selasa (10/9).

Pihaknya menyampaikan program tersebut dulu aktif diselenggarakan sebelum Covid-19 dan kini perlu dihidupkan lagi dengan harapan supaya anak-anak lebih terlindungi.

Mbak Ita juga menyampaikan bahwa diperlukan adanya kerja sama antara orang tua dan anak, serta perlindungan dari pemangku kepentingan terkait, seperti guru BK, Dinas Pendidikan, Unit Pelaksana Teknis Daerah, DP3A, maupun RT/RW setempat terkait pelaporan kasus perundungan.

INFO lain :  Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi Bersama Komunitas Jeep Adakan Bansos di Boyolali

“Selain melalui Rumah Duta Revolusi Mental, kita perlu menggalakkan sosialisasi lagi di lingkungan RT/RW, karena sebenarnya sudah ada hotline-nya sehingga laporan terkait bullying akan terjaga kerahasiaan kasusnya. Kami juga mengapresiasi korban dan orang tua yang telah berani melaporkan kasus perundungan yang terjadi,” beber dia.

Mbak Ita juga menyoroti peran gadget dalam mempengaruhi perilaku anak-anak. Menurutnya, kasus bullying bisa dipicu oleh pengaruh negatif dari konten digital.

INFO lain :  Rekonstruksi Pembunuhan Driver Maxim di Mugas Semarang, Korban Ditusuk di Titik Mematikan

“Tentu diperlukan upaya-upaya agar anak-anak ini dibatasi untuk melihat gadget. Orang tua juga perlu untuk membatasi, karena anak-anak dengan mudah meniru perilaku yang mereka lihat di internet,” tuturnya.

Kasus perundungan baru-baru ini terjadi di Kota Semarang melibatkan siswa sekolah dasar yang menjadi korban kekerasan oleh siswa SMP di kawasan Sambiroto, Tembalang. Kasus lainnya, melibatkan siswa SMA yang melakukan bullying terhadap anak TK dan SD di Kelurahan Pekunden. []