MPLS Keren ala SMPN 7 Batang, Ajari Siswa Sikapi Gempa

oleh
Simulasi gempa SMPN 7 Batang
Simulasi antisipasi bahaya gempa bumi di SMPN 7 Batang digelar di momen MPLS. (Foto: AL)

BatangINFOPlus. SMPN 7 Batang gelar simulasi menghadapi bahaya gempa bumi. Kegiatan mitigasi bencana tersebut diperkenalkan ke pelajar di Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tahun ajaran baru 2024/2025.

Suara sirine yang memekakkan telinga menjadi tanda dimulainya simulasi gempa di SMPN 7 Kabupaten Batang pada Selasa (23/7). Para siswa yang tengah menjalani MPLS seketika bersembunyi di bawah meja, mengikuti instruksi yang telah diberikan sebelumnya.

Para siswa memegang erat kaki kursi sambil menutupi kepala mereka dengan tas punggung, sebuah langkah mitigasi yang diajarkan untuk melindungi diri dari reruntuhan. Begitu sirine berhenti, ratusan siswa langsung berlari keluar kelas menuju lapangan dengan tertib.

INFO lain :  Guru SD di Pekalongan Tewas Gantung Diri di Kandang Ayam

Simulasi ini bukanlah tanpa alasan. SMPN 7 Batang menjadi salah satu sekolah yang terdampak gempa bumi berkekuatan 4,4 Magnitudo pada Minggu, 7 Juli 2024.

“Kami memanfaatkan kegiatan MPLS ini dengan mengundang Stasiun Geofisika Banjarnegara untuk mengajarkan mitigasi bencana alam gempa bumi,” ujar Kepala SMPN 7 Batang, Moehammad Santoso, di sela-sela simulasi tersebut.

Santoso menjelaskan bahwa tujuan utama dari simulasi ini adalah untuk memberikan pembelajaran langsung kepada siswa tentang bagaimana cara menyikapi bencana gempa bumi.

INFO lain :  Muhammad Fais Kurniawan, Calon Baru dari Golkar di Kontestasi Pilbup Batang 2024

“Ini sebagai sosialisasi tentang bencana gempa bumi dan cara menyikapi saat peristiwa terjadi,” tambahnya.

Kegiatan tersebut diikuti oleh sekitar 500 siswa, bukan hanya siswa baru tetapi seluruh siswa yang ada di SMPN 7 Batang.

“Ini baru pertama kali dilakukan, sebelumnya tidak ada. Semoga bisa rutin dilaksanakan,” harap Santoso.

Andrea Yovita, seorang siswa kelas VIII berusia 13 tahun, mengaku senang dengan adanya simulasi ini.

INFO lain :  Gelar Aksi, Warga Tegal Tuntut Sukmawati Diproses Hukum

“Sebelumnya saya tidak tahu cara berlindung saat terjadi gempa. Ketika gempa kemarin terasa, saya hanya bisa lari tanpa tahu harus berlindung atau melindungi kepala,” jelas Andrea.

Kehadiran tim dari Stasiun Geofisika Banjarnegara sangat membantu dalam memberikan informasi yang akurat dan praktis tentang gempa bumi.

Mereka tidak hanya menjelaskan tentang apa yang terjadi selama gempa, tetapi juga memberikan pengetahuan tentang bagaimana gempa bisa terjadi dan apa yang harus dilakukan sebelum, saat, dan setelah gempa. (AL)