Pekalongan – INFOPlus. Keputusan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang hanya mengajukan calon wakil bupati (Cawabup) Kabupaten Pekalongan menimbulkan gejolak di akar rumput. Sebagai pemenang Pemilu 2024, seharusnya PKB bisa mengusung sendiri calon bupati.
PKB menjadi pemenang Pileg 2024 Kabupaten Pekalongan dengan memperoleh 14 kursi. Pada Pilkada 2024, PKB memilih berkoalisi dengan Golkar yang punya calon bupati incumbent, Fadia Arafiq. Sedangkan PKB mengajukan Sukirman sebagai Cawabup Fadia.
“Kekecewaan di akar rumput, iya, saya memahami karena banyak WA, banyak pertanyaan yang masuk ke saya. Tentu sudah saya jelaskan, bahwa di politik tidak hanya idealitas saja, kadang-kadang kita harus rasional, kita harus berhitung,” kata Ketua DPC PKB Kabupaten Pekalongan Asip Kholbihi di kantor DPC PKB Pekalongan, Jumat (17/5).
Ia menyebut orientasi kekuasaan PKB tidak hanya berkuasa saja. Tapi jika bisa disubtitusikan kepada yang berkuasa itu juga bisa diperjuangkan.
Bupati Pekalongan periode 2016-2021 itu lantas membeberkan alasan keputusan partainya. Diakui, PKB punya tradisi menang Pileg di Kabupaten Pekalongan semenjak 2004 hingga sekarang.
Awalnya, partainya berniat mengusung calon bupati dengan membuka penjaringan. Lalu hasilnya akan diserahkan ke DPW PKB Jateng. Lalu saat membuka pendaftaran, bupati incumbent Fadia Arafiq mendaftar ke PKB.
Asip menyebut masa pemerintahan Fadia Arafiq yang baru 3,5 tahun menurutnya tidak tuntas. Banyak program yang belum bisa selesai.
Kemudian Gus Yusuf Chudlori, selaku Ketua DPW PKB Jateng memberi arahan padanya bagaimana jika mengusung Bupati Pekalongan Fadia Arafiq. Apalagi petahana itu turut mendaftar di PKB.
“Lalu pasangannya? Kami akhirnya menunjuk Sukirman sebagai calon wakil Bupati. Selain sebagai Sekretaris DPW Jateng, Sukirman juga putra asli Kabupaten Pekalongan sekaligus Wakil Ketua DPRD Jateng,” ucapnya.
Dengan mengusung incumbent, lanjut dia, bisa menjaga kemenangan PKB dan soliditas di masyarakat. Menurutnya, kekuasan bagi PKB adalah mandatory yang harus dijalankan pemimpin untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.
Mengapa tidak mencalonkan lagi? Asip Kholbihi menganggap bekalnya sudah cukup. Asip sudah pernah mencicipi kursi Ketua DPRD Kabupaten Pekalongan dua periode. Kemudian Bupati Pekalongan satu periode.
“Dulu kami (PKB) ada Bu Qomariyah yang jadi wakil bupati, kemudian jadi bupati. Kemudian Pak Kirman ini dari wakil bupati dulu, karir eksekutifnya biar ditata,” katanya.
Ditambahkan, kekuasan adalah wasilah atau instrumen, lalu tujuan akhirnya adalah mewujudkan kesejahteraan rakyat.