Sragen – Aksi gantung diri dalam tiga hari terakhir menggegerkan warga Kabupaten Sragen. Dua orang warga ditemukan tewas bunuh diri dengan cara gantung diri. Pelaku, seorang mbah-mbah dan seorang pelajar SMKN I Sragen.
Kematian tragis dialami siswa SMKN 1 Kedawung Sragen, Febri Setiana (18) Selasa (23/10) pagi. Siswa kelahiran 29 Februari 2000 itu ditemukan menggantung di kamar rumahnya. Korban diketahui merupakan siswa kelas XII jurusan Mekanisasi Pertanian (MP) asal Pelemgadung RT 13/6, Pelemgadung, Karangmalang.
Sehari sebelumnya, warga Desa Kaliwedi, Gondang juga digegerkan dengan aksi bunuh diri, Senin (22/10). Sadiyo (73) kakek Dukuh Belangan RT 2, Kaliwedi, ditemukan tewas gantung diri di makam dukuh setempat. Kakek malang itu ditemukan tewas dengan tubuh kaku menggantung di pohon kepoh di tepi makam.
Kematian Febri Setiana menyisakan cerita duka. Tidak hanya bagi keluarga dan rekannya, tapi juga bagi sekolah. Seminggu sebelum kejadian, siswa kelas XII jurusan MP itu diketahui masih sempat mengambil beasiswa di sekolah.
Menurut keterangan teman-teman sekelas korban, tidak ada gejala, keluhan atau curhat soal masalah yang dialami korban. Meski begitu, seminggu terakhir, siswa asal Dukuh Pelemgadung RT 13/6, Pelemgadung, Karangmalang itu tak masuk sekolah.
“Dia baru saja mengambil beasiswa dari sekolah sekitar Rp 1 juta. Rencananya mau dijenguk ke rumahnya. Tapi malah dapat kabar bunuh diri, kata salah satu guru SMKN 1 Kedawung, Kuswijayanto.
Sementara, teka-teki aksi gantung diri Mbah Sadiyo terkuak, karena sebelum kejadian, korban sempat diketahui sering meracau ingin segera mati. Rasa depresi berat diduga, membuatnya gelap mata. Ia diketahui berkali-kali mencoba mengakhiri hidupnya dengan cara pintas.
“Pernah minum racun tapi ketahuan dan tertolong. Yang terakhir beberapa waktu sebelumnya, sempat minum Fujiwan, sejenis insektisida. Tapi kemudian ketahuan keluarga dan dibawa ke Puskesmas akhirnya bisa diselamatkan, kata Kades Kaliwedi, Daryono.
Dari riwayat kehidupan keluarga, korban selama ini sebenarnya tinggal dengan istri dan satu anaknya yang mengalami gangguan mental.
“Melihat rangkaian kejadian ini, dugaannya karena depresi, tukasnya.
Kakek Sadiyo, ditemukan tewas gantung diri di makam dukuh setempat. Ia menggantung dengan seutas tali senar yang ditambatkan ke dahan pohon kepoh di tepi makam.
Korban kali pertama diketahui oleh warga pukul 10.00 WIB. Posisi jasad bahkan kakinya sampai menyentuh tanah. Diduga kuat tali yang digunakan tak kuat menahan beban tubuh korban sehingga melorot sampai ke bawah.
Kapolres Sragen, AKBP Arif Budiman membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya dari hasil olah TKP, tidak ditemukan tanda kekerasan atau penganiayaan di tubuh korban.
“Dipastikan korban gantung diri, kata dia.edit