Semarang – INFOPlus. Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga atau TP PKK dan Dharwa Wanita Persatuan Kota Semarang diharapkan menjadi pelopor gerakan pilah sampah di tingkat rumah tangga guna mewujudkan Semarang Bersih.
Wakil Wali Kota Semarang Iswar Aminuddin mengungkapkan TP PKK dan Dharma Wanita adalah lembaga kemasyarakatan mitra Pemkot Semarang yang punya peran strategis dalam pembangunan wilayah.
Anggota dan pengurus TP PKK, termasuk Dharma Wanita yang menyentuh hingga tingkat bawah pemerintahan di struktur pemerintahan kelurahan sangat efektif untuk membantu realisasi program dari Pemkot Semarang.
“TP PKK adalah ujung tombak dari pemerintah. Panjenengan yang ada di wilayah, sampai ke tingkat RT, acara arisan dan sebagainya, sehingga efektivitas program Pemkot Semarang pasti akan semakin cepat dapat direalisasikan,” ujar Iswar dalam Halal Bihalal TP PKK, Dharma Wanita Persatuan dan Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Semarang di Rumdin Wali Kota Semarang, Selasa (15/4).
Didampingi Ketua TP PKK Kota Semarang, Lies Iswar Aminuddin, wakil wali kota berpesan momen halal bihalal bisa menjadi sarana untuk memperat sinergi di antara TP PKK, Dharma Wanita Persatuan dan GOW guna mendukung program pembangunan Kota Semarang.
“Para pendahulu kita sudah memikirkan mulai dari pendidikan, kesehatan, akses ekonomi, itu sudah ada di 10 Program PKK. Jadi saya berharap, setelah halal bihalal tidak ada lagi hambatan dalam berkarya, membangun dan memotivasi masyarakat, agar 10 program PKK tersebut bisa berjalan dengan baik,” bebernya.
Dengan sinergi lintas lembaga kemasyarakatan ini, lanjut Iswar, program pilah sampah untuk mewujudkan Semarang Bersih, bagian dari program 100 hari kerja Agustina – Iswar, bisa menjadi gaya hidup baru masyarakat Semarang.
“Pilah sampah ini sangat terkait dengan masalah kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Sehingga Darma Wanita dan TP PKK bisa berkolaborasi di lapangan agar dapat memastikan pilah sampah di masyarakat agar bisa menjadi sebuah kebiasaan,” ujar dia.
Harapannya, ketiga sudah bisa menjadi life style maka bisa mengurangi beban sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang. Terlebih saat ini, volume sampah di Jatibarang saat ini sudah overload sehingga dibutuhkan langkah-langkah strategis semua pihak. []
