Kasus TBC di Jateng Tinggi, Penularannya Mirip COVID-19

oleh

Ilustrasi

Semarang – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah meminta masyarakat tidak lengah terhadap kasus tuberkolosis, di tengah pandemi COVID-19.

Hingga triwulan kedua (Januari-Juni) 2020 pengidap baru penyakit ini 23.919 orang.

Kepala Dinkes Provinsi Jawa Tengah Yulianto Prabowo menyatakan, karakteristik penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis itu hampir serupa dengan COVID-19.

“Menyerangnya saluran napas dan paru-paru. Penularannya pun hampir sama melalui droplet (percikan liur). Maka dari itu, kami minta warga tetap menjaga kesehatan dengan memakai masker, mencuci tangan dan makan bergizi, membuka jendela, dan jaga jarak,” terang Yulianto, Rabu (22/7/2020).

Ia menyebutkan, dari puluhan ribu kasus TBC di Jateng, Kabupaten Tegal menjadi daerah dengan kasus cukup tinggi. Sebanyak 1.832 kasus tuberkolosis dilaporkan.

Paparan kasus TBC di Jawa Tengah, menyerang tak pandang bulu, dari bayi baru lahir hingga lansia.

Data Dinkes Jateng, persentase kelompok umur yang terpapar TBC sebagai berikut, bayi usia 0-4 tahun sebanyak tujuh persen, kemudian umur 5-14 tahun (5,3 persen), umur 15-24 tahun (15,4 persen).

Kemudian, umur 23-34 tahun (14,7 persen), umur 35-44 tahun (15 persen), umur 45-55 tahun (16 persen), dan umur 55-60 tahun (15,9 persen). Terakhir, lansia dengan usia di atas 60 tahun sebanyak 11,2 persen, dari total penderita di Jawa Tengah.

“Dari data ini, usia produktif (15-60 tahun) banyak yang terkena. Itu harus kita lindungi, karena kalau sudah terkena tidak produktif lagi. Karena pengobatan TBC bisa sampai sembilan bulan (berturut-turut, jika terputus mengulang dari awal),” tegasnya.

Untuk membasmi penyakit itu, pihaknya telah melakukan langkah taktis dengan melakukan pengobatan. Selain itu, Dinkes Jateng juga melakukan pencegahan terhadap mereka yang kontak erat, dengan pengidap TBC.

Sumber Sindonews