Anak Muntah, Ini Cara Tepat Menanganinya

oleh

Anak yang muntah harus ditangani dengan benar. Bagaimana cara mengatasi anak muntah? Mari simak cara mengatasinya lewat ulasan berikut ini.

INFOPlus – Selain demam, muntah menjadi salah satu gejala yang kerap terjadi pada anak-anak. Umumnya, muntah sering disebabkan oleh infeksi virus atau keracunan makanan. Muntah juga sering disertai gejala lain, seperti diare, kembung, demam, bahkan batuk, pilek.

Kendati umum terjadi, jangan menganggap remeh anak yang mengalami muntah-muntah. Pasalnya, bila tidak ditangani secara tepat, anak bisa mengalami dehidrasi.

1. Biarkan Anak Muntah

Apabila anak merasa mual, biarkan ia untuk muntah. Jangan mencegah atau memaksa anak untuk menahan rasa ingin muntah. Sebab, hal tersebut dapat menyebabkan perut anak jadi terasa tak nyaman. Muntah biasanya akan berhenti dalam kurun waktu 6-24 jam.

2. Bantu Anak Saat Muntah

Saat anak muntah, bantu si kecil untuk menundukkan kepalanya agar cairan muntah tidak masuk ke dalam saluran pernapasan. Bagaimana jika anak masih berusia bayi?

Anda dapat memiringkan kepala bayi agar cairan muntah tidak masuk ke saluran pernapasan dan menyebabkan ia tersedak. Kondisi tersedak dapat mengancam nyawa si kecil.

3. Biarkan Anak Istirahat

Biarkan Anak Istirahat

Anak yang sedang muntah-muntah pastinya mengalami rasa tidak nyaman di bagian perut dan badannya.

Oleh karena itu, orangtua harus mengurangi aktivitas atau kegiatan anak sementara waktu. Biarkan anak beristirahat di tempat tidur dan temani sampai ia merasa lebih baik.

4. Minum

Minum air putih adalah cara yang paling penting untuk mengatasi muntah. Ketika anak muntah, terlebih jika disertai diare, maka akan banyak cairan yang keluar dari tubuhnya. Tentunya, kedua kondisi tersebut dapat menyebabkan anak mengalami dehidrasi.

Berikan air minum sebanyak yang si kecil mau dan butuhkan. Akan tetapi, bila saat minum si kecil kembali muntah, maka berikanlah minuman sedikit demi sedikit menggunakan sendok (1-2 sendok makan).

Orangtua bisa memberikan minum setiap 15 menit dan jumlahnya dinaikkan secara bertahap apabila anak sudah tidak mengalami muntah.

5. Hindari Makanan Padat

Hindari Makanan Padat

Dalam waktu enam jam pertama, jangan memberikan makanan padat kepada anak yang sedang muntah-muntah. Karena makanan padat akan membebani kerja lambung dan membuat anak semakin mudah mengalami mual dan muntah.

6. Berikan Makanan yang Mengandung Kalori

Meskipun anak sedang muntah-muntah, orangtua tetap harus memberikan makanan dengan kalori yang cukup.

Anda dapat mengganti makanan padat dengan makanan yang lebih mudah dicerna, seperti bubur, jus buah (jangan yang asam seperti jeruk), minuman manis, atau madu (untuk anak di atas usia 1 tahun).

Setelah enam jam dan kondisi anak membaik, Anda dapat memberikan makanan tertentu. Untuk anak bayi yang sudah MPASI atau berusia di atas 6 bulan, berikan ia sereal, biskuit, atau buah.

Sementara itu, untuk usia anak-anak, Anda dapat memberikan makanan, seperti roti, kentang, atau nasi.

7. Berikan Obat Antimuntah

Berikan Obat Antimuntah

Jika anak tidak berhenti muntah dalam kurun waktu 6-24 jam, Anda dapat memberikan obat muntah. Pemberian obat antimuntah sebaiknya mengikuti dosis yang dianjurkan.

8. Periksa ke Dokter

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, muntah merupakan gejala yang sering terjadi, namun tidak boleh dianggap remeh. Maka itu, apabila muncul tanda dan gejala di bawah ini, segera bawa anak Anda ke dokter:

  • Muntah terus-menerus.
  • Muntah tidak kunjung berhenti (lebih dari 12 jam untuk bayi dan 24 jam pada anak).
  • Muntah disertai diare.
  • Muncul tanda dehidrasi, seperti lemas, mata cekung, bibir kering, dan ubun-ubun cekung pada bayi.
  • Anak menjadi lemas, letih, dan lesu.
  • Disertai gejala sakit perut sebelum muntah.
  • Cairan muntah berwarna merah kehitaman atau kehijauan (pada bayi).
  • Anak tampak sesak napas.

Sumber Klik Dokter